Senin, 07 November 2016

Tugas SoftSkill

 THE CASE OF ROYAL AHOLD


1. Etika Bisnis

              Pada tahun 1990an adalah dimana awal kesuksesan bagi Ahold. Ahold adalah perusahaan keluarga yang di pegang oleh keluarga Heijin yang berpusat di Belanda. Kesuksesan ahold yang yang tertinggi yaitu pada tahun 2001 dimana keuntungan dan penjualan yang dilaporkan adalah  66600000000 € dan € 1,1 miliar masing-masing, dan di operasikan 5.155 toko di 27 negara dengan hampir seperempat juta para karyawan.
              Pada tahun 2003, Ahold mengalami krisis besar, Ahold kehilangan seluruh return yang dihasilkan sejak tahun 1989. Kemudian, perusahaan mengalami kekacauan yang meliputi, kecurangan dalam keuangan, kegagalan strategi, penembakan profesional manajemen, serta pengajuan litigasi dari seluruh dunia. Kekacauan ini  diakibatkan dengan tidak dijalankannya prinsip kejujuran didalam bisnisnya. Kemudian Ahold juga telah melakukan manipulasi akuntansi, penipuan dan hilangnya kepercayaan investor sehingga peringkat Ahold turun secara substansial. Pada tahun 2002 dan 2003, perusahaan menghadapi tiga pelanggaran peraturan akuntansi, tersembunyi kewajiban kontrak, manipulasi melalui konsolidasi usaha patungan dan penipuan dengan vendor rabat.


2. Coso Framework

 a)   Lingkungan Pengendalian (Control environment)
     Tidak ada nilai kejujuran serta tanggung jawab. Sehingga mengakibatkan timbulnya penipuan              yang berbeda-beda. Kelemahan poin ini yaitu timbul penipuan akuntansi berupa melebih-lebihkan      laba penjualan.
b)  Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 
   Tidak ada pengecekan kerja sehingga internal control menjadi semakin lemah, seluruh kegiatan          bisnis dipercayakan kepada manajemen profesional yang tanpa disadari manajemen profesional          tidak melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga timbulah kecurangan atau penipuan.
c)   Ownership and Control Structure
    Meniadakan kemampuan pemegang saham untuk memonitor manajemen dari hari ke hari dengan       mencabut hak suara pemegang saham dan kemampuan kontrol dari pasar untuk konrol perusahaan     manajemen disiplin melalui pengambil alihan.
d)   Tugas Beresiko (Risk Assessment)
    Kurangnya sikap kesadaran dari pihak manajemen profesional yang jika ditelusuri dengan    baik         dan cermat dapat menimbulkan kerugian besar seperti yang dialami oleh Ahold. Selain itu,                 lemahnya internal control pada Ahold menjadi pemicu adanya penipuan. 
e)   Pemantauan (Monitoring)
   Komponen internal control Ahold tidak berjalan sesuai dengan fungsinya sehingga membuat              internal control pada perusahaan menjadi semakin lemah dan menimbulkan penipuan.
 f)   Informasi dan Komunikasi (Information and communication)
   Informasi berkenaan dengan penilaian resiko sulit didapat karena manajemen tidak  mementingkan    penilaian resiko dan Ahold tidak transparan karena pada tahun 2002 Ahold  mengakui bahwa              perusahaan tidak mengungkapkan secara signifikan bagaimana neraca perusahaan terkait dengan        usaha bersama yang dijalankan oleh Ahold.